PinginSehat Index

Posts

Pages: 1 2 3 4 5

Makanan (MPASI) yg perlu dihindari

PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
 (MAKANAN YANG PERLU DIHINDARI)

 sehatgroup.web.id

 Perhatikan Bahan Makanan Untuk Bayi Anda!

 Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bayi Anda, maka keingintahuannya  makin besar untuk mengambil makanan dari piring Anda – dan Anda akan lebih  tertantang untuk mengenalkan variasi makanan kepadanya. Namun tidak semua
makanan aman bagi anak Anda. Ada yang dapat menimbulkan bahaya tersedak, ada  juga yang tidak baik bagi sistem pencernaan anak Anda yang masih berkembang,  dan yang lainnya berpotensi sebagai pencetus alergi. (Beberapa keluarga
cenderung lebih sensitif terhadap alergi dibandingkan keluarga lainnya. Jika  keluarga Anda termasuk salah satunya, simak terus anjuran mengenai berapa  lama menunda pemberian jenis makanan tertentu.) Berikut adalah jenis makanan yang dihindari berdasarkan tahapan usia anak.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 6 Bulan

Semua makanan cair maupun padat: American Academy of Pediatrics (AAP),  WHO, UNICEF, dan hampir seluruh badan kesehatan serta dokter spesialis anak  menganjurkan bahwa Anda memberikan ASI (atau susu formula) ke bayi Anda
untuk 6 bulan pertama.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 8 Bulan

  • Makanan dengan kandungan nitrat yang tinggi

Makanan seperti ini dapat menyebabkan sindrom bayi biru*, sehingga AAP menganjurkan untuk berhati-hati dan menunggu hingga usia 8 bulan atau lebih sebelum Anda memasak sayuran yang memiliki kandungan nitrat yang tinggi.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sayuran berdaun hijau dan sayuran  berumbi. Kandungan nitrat pada sayuran berdaun hijau lebih tinggi dibandingkan sayuran berumbi. Contoh sayuran berdaun hijau adalah bayam,  selada, brokoli, kale, kubis, dan sayuran hijau lainnya. Sedangkan sayuran berumbi contohnya adalah bit, wortel, dan buncis; serta daging-dagingan seperti hotdog, ham, bacon, bologna, dan salami.

  •  Kuning Telur

Studi menunjukkan bahwa kuning telur yang dimasak hingga matang bisa diperkenalkan pada pola makan berimbang untuk bayi mulai usia 8 bulan tanpa menimbulkan tanda-tanda alergi dan meningkatnya kolesterol plasma. Namun
karena risiko alergi makanan karena memakan putih telur, kebanyakan para pakar menganjurkan untuk tidak memberikan telur utuh ke anak-anak sebelum usia 12 bulan. Jadi Anda dapat memberikan telur rebus matang atau orak-arik
telur/omelet selama Anda hanya menggunakan kuning telur (dan tentu saja susu formula, keju, dan mentega). Karena adanya risiko keracunan makanan akibat salmonella, pastikan untuk memasak kuning telur hingga benar-benar matang.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 9 Bulan

  • Keju dan yogurt

 Keju dan yogurt sangat baik dan merupakan makanan dasar untuk pola makan anak yang sehat. AAP menganjurkan untuk mengenalkan yogury pada anak pada usia 9-12 bulan. Meskipun susu sapi sebaiknya dikonsumsi setelah usia 1
 tahun sambil tetap mengkonsumsi ASI atau susu formula, yogurt lebih mudah dicerna dan merupakan makanan tambahan yang tepat. (Bayi yang berasal dari keluarga yang memiliki sejarah alergi protein susu, bukan intoleransi
 laktosa, sebaiknya menunggu hingga berusia 1 tahun.)

  • Gandum atau produk gandum

Kebanyakan bayi dapat mengkonsumsi gandum (seral, roti) ketika mereka berusia sekitar 6 hingga 8 bulan, namun gandum adalah pencetus alergi biji-bijian yang paling umum. Jadi jika Anda cemas mengenai kemungkinan alergi ini, sebaiknya memang ditunda hingga bayi Anda berusia 12 bulan.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 12 Bulan

  • Susu sapi

Tetap berikan ASI atau susu formula hingga bayi Anda berusia 1 tahun.  Mengapa? Bayi Anda belum dapat mencerna protein dalam susu sapi sebelum berusia 1 tahun. Selain itu susu sapi tidak mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi dan justru mengandung mineral dalam jumlah yang dapat merusak ginjalnya.

  • Buah-buahan berasa masam dan berry

Memperkenalkan buah-buahan berasa masam dan berry sebelum usia 12 bulan dapat mencetuskan reaksi alergi, terutama jika ada bakat alergi di keluarga Anda.

  • Putih telur

Sekarang Anda dapat memberikan kuning telur ke bayi Anda, namun tunggulah hingga ia berusia 1 tahun sebelum memberikan putih telur yang kaya akan protein karena ada kemungkinan bayi Anda alergi terhadapnya. Bahkan jika
 memang ia berisiko tinggi terkena alergi, sebaiknya ditunda hingga ia berusia 2 tahun.

  • Madu dan sirup jagung

Kedua jenis makanan ini dapat menjadi tempat berkembangbiaknya spora Clostridium botulinum (botulisme) dan sebaiknya dihindari hingga bayi Anda setidaknya berusia 12 bulan. Saluran usus orang dewasa dapat mencegah
tumbuhnya spora bakteri ini, namun pada bayi spora tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan zat racun yang membahayakan jiwa.

  • Ikan

Ikan, terutama yang bertulang, dikenal sebagai pencetus alergi pada bayi. Seringkali dianjurkan untuk memberikan ikan hanya jika bayi berusia 1 tahun. Banyak yang menyarankan untuk menunggu hingga usia 3 tahun. Namun ada juga
yang menyatakan bahwa ikan aman dikonsumsi bayi berusia 9-10 bulan. Alasan lain menunda pemberian ikan pada bayi adalah kandungan merkuri yang mungkin terdapat pada ikan. Saat pertama kali mengenalkan ikan, penting untuk
memilih tipe ikan berdaging putih. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter anak Anda sebelum Anda memberikan ikan, terutama kerang-kerangan.

  • Kerang-kerangan

Yang termasuk kelompok ini adalah lobster, tiram, dll. Jenis ini dapat mencetuskan alergi dan menyebabkan reaksi alergi yang mematikan. Oleh karena itu para pakar menganjurkan untuk menunda pemberian kerang-kerangan hingga
bayi Anda berusia 1 tahun. Kerang-kerangan sebaiknya tidak diberikan pada anak yang cenderung alergi hingga berusia 3 tahun atau lebih.

  • Selai kacang

Kacang merupakan pencetus alergi yang utama. Sebaiknya tunggulah hingga anak Anda berusia lebih dari 1 tahun sebelum Anda mengenalkan selai kacang. Jika Anda atau suami Anda alergi pada kacang, tunggulah hingga anak Anda
berusia setidaknya 3 tahun sebelum diperkenalkan pada selai kacang.

  • Kacang dan sejenisnya (seperti pecan dan walnut)

Jika sepertinya bayi Anda berisiko terkena alergi, sebaiknya tunggulah hingga ia berusia 3 atay 4 tahun sebelum memberinya kacang; jika tidak ia dapat mulai mengkonsumsinya ketika ia berusia 12 bulan, selama diberikan
dalam bentuk pure atau selai kacang. (Potongan kacang dapat menimbulkan risiko tersedak.) Pengenalan kacang dan sejenisnya berdasarkan usia bervariasi.
Umumnya usia pengenalannya adalah:
– Setelah 1 tahun untuk anak yang tidak sensitif/alergi terhadap makanan;
– Setelah 2 tahun untuk anak yang sensitif/alergi terhadap makanan.

  • Jagung

Banyak yang mengatakan bahwa jagung sebaiknya diberikan setelah usia 12 bulan. Salah satu alasannya adalah jagung berpotensi mencetuskan alergi. Alasan lainnya adalah jagung dapat menyebabkan bahaya tersedak.
Memperkenalkan jagung setelah usia 12 bulan sebagai makanan cemilan lebih tepat dilakukan karena pada usia tersebut bayi seharusnya sudah dapat mengunyah pipilan jagung dengan benar. Pada tahun pertama kehidupannya,
penting bagi bayi untuk memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Sebenarnya jagung hanya memiliki kandungan gizi sedikit. Sebagian besar massanya terdiri dari ampas dan diangap sebagai makanan tanpa kalori.
Sebaiknya memang menunggu pemberian jagung karena sebenarnya jagung sulit dicerna dan cenderung akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama saat dimakan.

  • Kedelai

Kandungan proteinnya yang tinggi membuat kedelai dapat mencetuskan alergi pada bayi. Banyak bayi yang alergi susu juga akan bereaksi yang sama pada kedelai. Oleh karena itu penggunaan susu kedelai untuk bayi yang alergi susu
tidak dianjurkan. Satu-satunya cara untuk mencegah gejala yang berkaitan dengan alergi pada kedelai adalah menghindari makanan yang bahan bakunya dari kedelai.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 24 Bulan

  • Coklat

Alergi coklat yang sebenarnya jarang ditemukan, dalam hal ini orang alergi  pada bijih coklat. Kebanyakan reaksi alergi terhadap coklat disebabkan  intoleransi atau alergi pada satu atau lebih bahan atau zat penambah pada coklat. Ini termasuk kedelai, lesitin, susu, sirup jagung, gluten, kacang, zat pemberi rasa dan warna, yang juga merupakan pencetus alergi. Jika bukan bahan tersebut, kotoran tikus atau serangga lainnya kadangkala ditemukan dalam coklat. Hindari pemberian coklat hingga anak Anda berusia 24 bulan.

  • Susu rendah lemak

Anak Anda masih membutuhkan kandungan lemak dan kalori yang tinggi dari susu untuk pertumbuhan dan perkembangan. Begitu ia berusia 24 bulan (dan tak memiliki masalah perkembangan), Anda dapat mulai memberikan anak Anda susu dan hasil produksinya yang berlemak rendah.

  • Makanan yang menjadi pencetus alergi bagi orangtua si anak

Sebaiknya tundalah pengenalan makanan yang menjadi pencetus alergi bagi Anda dan suami/istri Anda. Jika Anda menyusui, hindarilah memakan semua jenis kacang-kacangan dan mungkin telur serta susu agar dapat membantu
 menunda atau mencegah alergi pada bayi Anda.

Bahaya tersedak

Daftar makanan berikut ini berbahaya karena bayi Anda belum memiliki gigi dan belum menguasai sepenuhnya pergerakan mulut/lidah; memberikan makanan jenis ini terlalu awal dapat berisiko tercekik. Dianjurkan untuk memberikan
makanan di bawah ini hingga anak Anda berusia 2 atau 3 tahun.
– Hot dog: Saat Anda memberikan daging pada bayi Anda, ingatlah  bahwa ia dapat dengan mudah  tersedak akibat potongan hotdog kecuali jika  Anda memotongnya seukuran kecil.
(Jika Anda memberikan hot dog, cobalah yang untuk vegetarian sebagai alternatif makanan yang lebih sehat.)
 o       Potongan besar buah, sayur (matang atau mentah), atau daging: Yang
 teraman adalah yang seukuran biji kapri.
 o       Buah-buahan dan sayuran keras dan mentah seperti wortel:
 Kebanyakan buah-buahan dan sayuran sebaiknya dipotong-potong atau dimasak
 dalam ukuran kecil hingga bayi Anda berusia 12 bulan. Dengan demikian
 makanan tersebut tidak tersangkut di tenggorokan anak Anda. Hal yang sama
 juga perlu dilakukan untuk celery dan buncis. Saat bayi Anda berusia 12
 bulan, ia dapat mulai memakan buah dan sayuran yang dipotong/dijus.
 o       Keju bongkahan: Potonglah keju hingga berbentuk sangat kecil atau
 serpihan
 o       Anggur utuh: Potonglah anggur, tomat ceri, dan melon dalam
 potongan kecil sebelum diberikan. Buah yang utuh dapat tersangkut di
 tenggorokan anak Anda.
 o       Makanan yang kecil dan keras: Permen keras seperti gulali,
 kacang-kacangan (selain yang ditumbuk halus), brondong jagung, permen loli,
 kismis dan buah-buahan kering lainnya, biji-bijian, dan permen karet
 berpotensi menimbulkan bahaya tersedak.
 o       Beberapa jenis makanan empuk dapat tersangkut dalam tenggorokan
 anak Anda, seperti marshmallow, permen lunak, selai kacang, permen karet
 o       Makanan yang sulit dikunyah dan ditelan: keripik kentang atau
 jagung, potongan daging (misalnya sate), potongan daging bacon
 o       Hindari membiarkan anak Anda makan di mobil karena sulit untuk
 mengawasi sambil mengendarai mobil
 o       Janganlah makan sambil berjalan atau berlari

 .       Makanan yang berpotensi tinggi menimbulkan alergi

 Kebanyakan anak dapat mengatasi alergi saat usia 1 tahun dan sudah tidak
 alergi lagi saat usia 3 tahun. Namun alergi pada makanan yang juga
 menimbulkan alergi pada orangtuanya dapat menetap selama bertahun-tahun.
 Oleh karena itu para ahli menganjurkan menunda memberikan putih telur hingga
 usia 2 tahun, kacang-kacangan, kerang-kerangan, ikan, dan kacang tanah
 (termasuk selai kacang) hingga bayi Anda berusia setidaknya 3 tahun.

Posted in tips. 2 Comments »

Susah Buang Air Besar pada Bayi

Susah buang air besar (konstipasi) adalah gangguan yang kerap
terjadi pada bayi. Gejalanya, selain sulit buang air besar, adalah
tinja keras, nyeri di daerah anus, bahkan keluar darah segar akibat
perlukaan anus.

Menurut definisi, konstipasi adalah kesulitan
buang air besar selama dua minggu atau lebih. Tetapi, pada bayi yang
mengkonsumsi susu formula, buang air besar yang keras 2 – 4 hari sekali
sudah dianggap konstipasi. Lain halnya pada bayi yang mengkonsumsi ASI,
walaupun buang air besarnya 2 – 5 hari sekali (asal konsistensi
tinjanya lembek), tidak dianggap konstipasi.

Beberapa hal yang menjadi biang keladi sulit BAB pada bayi adalah :

  1. Asupan (intake) cairan kurang, sehingga timbul dehidrasi.
  2. Susu formula dengan kadar zat besi tinggi.
  3. Susu formula dengan kandungan lemak nabati misalnya kelapa sawit.
  4. Pembuatan susu formula terlalu pekat.
  5. Pola
    makan yang tidak seimbang, yaitu lebih banyak konsumsi lemak,
    karbohidrat, dan kurang makanan yang mengandung serat.
  6. Perubahan pola makan, seperti saat bayi diperkenalkan dengan makanan padat.
    Read the rest of this entry »

Membuat makanan bayi sendiri

Sambil mengingat-ingat yang pernah dilakukan dua tahun yang lalu…..

Uhm… makanan bayi…

Tulisan berikut agaknya berlaku untuk bayi dibawah 8 bulan, yang masih memakan makanan lembut.
Di Amrik sini banyak sekali makanan bayi instan. Ada yang berbentuk tepung sereal dan juga makanan lembut berbagai disimpan di botol berukuran kira-kira satu porsi makan bayi. Bahkan sampai makanan balita pun ada yang instan. Tinggal masuk microwave, siap deh. (dipikir-pikir makanan mana yang tidak ada versi instannya di amrik.. hehehehe)

Baru tahu kemudian ketika pulang ke Indonesia ternyata di sana juga banyak makanan instan dalam bentuk tepung dengan berbagai rasa.

Demi pengiritan dan pemuasan hati (karena saya tidak yakin apa saja bahan-bahan yang ada di makanan instan itu, ada pengawetkah? cukup sayurkah? berlebih garamkah? berlebih gulakah?), saya memutuskan untuk meminimalisir pemakaian makanan bayi buatan pabrik kecuali untuk sereal karena dulu belum tahu ternyata bisa juga dibuat dirumah. Yang perlu diingat dalam membuat makanan bayi adalah JANGAN memakai garam atau gula, silakan baca ini untuk lebih lengkapnya.

Menyimpan makanan bayi

Read the rest of this entry »

10 Jenis Makanan yang Harus Diperhatikan untuk si bayi

Bayi makan wortel, telur, yogurt, minum kopi, boleh. Tapi, ada akibatnya bila tidak memperhatikan jumlah tertentu.

Memberikan menu tambahan pada bayi, memang diharuskan dengan catatan harus sesuai usia dan jumlah kalori yang sesuai Menurut Dr. Nita Ratna Dewanti SpA, tambahan asupan pada bayi sebaiknya diberikan setelah bayi berusia 6 bulan dengan alasan kandungan ASI (Air susu Ibu) sudah menurun, baik dari segi kualitas maupun kuantiasnya. Sehingga kebutuhan bayi akan jumlah makanan yang lebih banyak tidak terpenuhi.

Dokter yang berpraktek di rumah sakit Bunda ini tidak memberikan ‘pantangan’ terhadap jenis makanan yang akan diberikan pada bayi. Namun demikian, seorang ibu harus paham jenis makanan apa saja yang boleh diberikan pada anaknya yang masih bayi. Makanan yang diberikan tentu harus mengandung banyak sumber vitamin, protein, mineral dan kandungan zat gizi yang mudah dicerna dan bagus untuk pertumbuhannya.

Seperti menu tambahan berikut ini, boleh diberikan asal tidak berlebihan. Karena jika berlebihan akan ada dampaknya walaupun tidak begitu besar.

Wortel

Read the rest of this entry »

Posted in bayi. 2 Comments »
  • RSS Terbaru dari Pinginsehat.Info

    • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.
  • RSS Top Movies